-->

Berita Harian

PENGUNJUNG

https://www.idblanter.com https://www.idblanter.com
https://www.idblanter.com
BERITA TERPOPULER TERPERCAYA DAN TERUPDATE MASA KINI
AYO DUKUNG MEDIA KAMI DAN DAPATKAN BERITA TERBARU YANG TERUPDATE, TERBAIK, TERHEBAT DAN TENTUNYA MEDIA TERPERCAYA ZAMAN NOW

Advertisement

iklan banner

Pages - Menu

Wednesday 22 November 2017

MAKALAH
STUDY ISLAM
Tentang : Memahami Islam Dan Kebudayaan Indonesia
Dosen : Bapak Ulin Nuha


Disusun Oleh :

Atep Maulana
MAJALENGKA



SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN PERBANKKAN ISLAM
MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA
2017






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada allah SWT yang telah memberikan nikmat­_Nya sehingga kita bisa diberikan kesempatan untuk terus beraktivitas dengan sehat wal’afiat, atas berkat rahmat dan hidayah_Nya pula makalah ini bisa saya selesaikan dengan lancar tanpa ada gangguan atau halangan. Dalam makalah ini kami membahas tentang ’’Memahami Islam dan Kebudayaan Indonesia” dimana kami disini akan membahas tentang apa itu pengertian Islam, Kebudayaan, dan juga saya akan membahas Kebudayaan Arab Pra Islam dan setelahnya.
Makalah ini saya buat untuk memperdalam ilmu pengetahuan kami baik dalam segi sains ( pengetahuan ) ataupun skills, sehingga kami bisa berkembang dan terus bergerak untuk mengamalkan segala pengetahuan yang saya dapatkan dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya untuk semua yang membaca ataupun yang  berperan dalam pembuatan makalah ini, tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada
·      Bpk. Ulin Nuha selaku dosen dengan mata kuliah “Studi Islam”
·      Rekan – rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.


 Jakarta, 22 November 2017

Penyusun


                                                                                                               
   
 Atep Maulana                                               




BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Manusia memiliki kecenderungan untuk berbudaya. Manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci agama. Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.
Manusia diberikan kemampuan dan kebebasan untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan. Budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Manusia dituntut  menggunakan pikiran untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Agama dan budaya memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang–orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi Agam dan posisi Budaya pada suatu kehidupan. Kita  masih sering menyaksikan adanya segelintir masyarakat yang mencampur adukkan nilai – nilai agama dengan nilai – nilai budaya yang padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan. Demi terjaganya nilai – nilai agama dan memberi pengertian serta menjelaskan hubungan antara Islam dan Kebudayaan, disini penulis hendak mengulas mengenai agama (khususnya Islam) dan Kebudayaan , yang tersusun berbentuk makalah dengan judul “Islam dan Kebudayaan”. Kami berharap apa yang diulas, nanti dapat menjadi panduan pembaca dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari yang berkaitan dengan Islam dan Kebudayaan.

B.            Rumusan Masalah
Ø   Pengertian Kebudayaan dan Islam
Ø   Fungsi – Fungsi Kebudayaan
Ø   Kebudayaan Indonesia Pra Islam
Ø   Kebudayaan Indonesia Setelah Datangnya Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Islam dan Kebudayaan
Dari segi kebahasaan Isalm berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk Aslama yang berarti berserah diri dalam kedamaian.
Adapun pengertian Islam dalam segi istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT bukan berasal dari manusia dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW.
Pengertian Kebudayaan : ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain megatakan juga bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang mempunyai arti “daya” dan “budi”. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Sedangkan budaya sendiri adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.

B.            Fungsi - Fungsi Kebudayaan
Dengan adanya perwujudan kebudayaan yang dapat kita amati. Baik berupa benda atau sistem nilai, kebudayaan memiliki peranan yang besar dalam memajukan suatu peradaban. Pada dasarnya kebudayaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk lebih spesifiknya, berikut adalah fungsi kebudayaan bagi masyarakat :
1.             Pakaian
Salah besar jika pakaian tertutup dianggap ketinggalan zaman. Mari kita berpikir dengan logika. Dahulu kala di sekitar zaman batu, manusia memakai baju yang terbuka. Bagian yang ditutupi hanyalah organ vital atau alat kelamin saja. Namun seiring berkembangnya zaman yang juga memajukan cara berpikir manusia, fungsi pakaian semakin kompleks.
Saat ini pakaian digunakan untuk menutup bagian-bagian tubuh yang dapat mengundang syahwat, dimanfaatkan sebagai pelindung dari panas dan hujan bahkan pakaian pada zaman sekarang sudah dianggap sebagai mode yang mencerminkan karakter si pemakai. Karenanya pekerjaan desainer baju bukan lagi profesi ecek-ecek yang dianggap sebelah mata.
.
2.             Rumah
Salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat dipungkiri adalah kebutuhan akan papan. Kebutuhan papan dipenuhi dalam bentuk rumah sebagai tempat tinggal. Pada zaman kebudayaan manusia primitif, rumah tinggal mereka ada di dalam gua-gua. Sehingga banyak peninggalan zaman batu menunjukkan bukti berupa cap telapak tangan di dinding gua sebagai fakta bahwa dahulu kebudayaan manusia hanya terbatas pada keberadaan alam
Zaman sudah semakin berkembang, kebudayaan manusia juga semakin beragam. Salah satu hasil karya manusia yang merupakan hasil kebudayaan adalah model bangunan dan tempat tinggal. Setiap peradaban memiliki ciri khas rumah sendiri. Misalkan saja peradaban Mesir Kuno, Persia dan Jawa sudah tentu beda.

3.             Komunikasi
Orang-orang tradisional memanfaatkan tanduk kerbau sebagai alat komunikasi. Kemudian ada ide dan gagasan yang muncul atas dasar kesadaran terbatasnya kemampuan tanduk kerbau sebagai alat komunikasi dua arah. Akhirnya orang memanfaatkan bedhug, gong, dan kentongan sebagai alat komunikasi massa.
Kebutuhan manusia akan komunikasi semakin besar saja. Mereka merasa komunikasi dengan memukul gong dan sejenisnya hanya bisa mengumpulkan orang yang berada di jarak beberapa kilometer. Selebihnya tidak ada orang yang mendengar bunyi gong tersebut. Kemudian manusia yang beradab mengembangkan kebudayaan yang lebih tinggi. Mulanya melalui jasa merpati pos yang kemudian beralih ke tukang pos.


4.             Pangan
Menjadi kebutuhan primer manusia di seluruh bumi yaitu kebutuhan akan panganan sebagai sumber kehidupan. Manusia pada masa tradisional memanfaatkan bahan-bahan alam untuk memenuhi kebutuhannya akan makan dan minum. Mereka tidak melakukan pengolahan yang baik sebelum mengonsumsi makanan dan minuman.
Pertimbangan akan kesehatan, zat-zat yang terkandung dan rasa makanan yang berbeda setelah dan sebelum mengalami proses pengolahan sempurna membuat manusia berpikir semakin maju. Mereka melakukan suatu proses pengolahan bahan sebelum dikonsumsi.
5.             Nilai atau Norma
Norma-norma yang hidup di masyarakat merupakan salah satu produk dari kebudayaan. Norma tersebut terbentuk demi melindungi anggota masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin akan berakibat buruk jika didekati. Norma yang ada di masyarakat bersifat unik dan khas. Setiap masyarakat dan bangsa selalu memiliki norma dan adat yang berbeda untuk mengatur anggota atau rakyatnya.
C.           Kebudayaan Indonesia Pra Islam
a)             Sekilas Kondisi Geografis Indonesia 
Nama Indonesia digunakan dalam pembahasan ini untuk menunjukkan seluruh kesatuan wilayah yang membentuk negara Republik Indonesia. Nama ini untuk pertama kali digunakan oleh Adolf Bastian (seorang etnolog Jerman) pada tahun 1884M untuk mengidentifikasikan seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Kepulauan ini juga dulu dikenal dengan sebutan Nusantara.
Indonesia mempunyai iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh pegunungan dan laut. Temperatur berkisar 20 derajat Celsius sampai 30 derajad Celsius. Curah hujan lebih dari 102 cm setahun. Beberapa daerah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Maluku lebih banyak turun hujannya. Kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh dua musim, musim kemarau dan hujan. Musim kemarau berlangsung antara bulan Mei sampai dengan September dan musim penghujan antara bulan Oktober sampai dengan April.
Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, dua samudra India dan Fasifik. Karena letaknya yang demikian, kepulauan ini menjadi jembatan penyeberangan berbagai bangsa di zaman dahulu (pra Sejarah). Dan tak kurang pula pentingnya adalah letak Indonesia pada jalur perdagangan di antara dua pusat perdagangan “Internasional” zaman dulu (Sejarah Indonesia Klasik), yaitu antara India dan Cina. Juga memungkinkan Indonesia senantiasa dilalui oleh pelayaran tersingkat antara Asia Timur disatu pihak dan Asia Selatan-Asia Barat-Afrika di pihak lain. Jadi tepat dikatakan bahwa kepulauan Indonesia terletak pada persimpangan jalan dunia. 
b)            Agama dan Kepercayaan 
Agama anutan penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara sebelum tersiarnya agama Islam adalah agama Hindu dan Budha. Dan sebelum berkembangnya kedua agama tersebut tiap suku atau masyarakat Nusantara telah memiliki sistem religi yang beraneka ragam.
Banyak faktor yang menjadi indikator, mengapa agama Hindu dan Budha tersiar dan tersebar di kepulauan Nusantara kemudian menyatu dengan sistem religi setempat. Antara lain bahwa agama yang berasal dari India selatan itu adalah merupakan akar yang utama dari kebudayaan yang termaju di kawasan Asia pada abad-abad pertama Masehi itu.
Para ahli sejarah mengatakan bahwa agama Budha yang lebih awal tersiar di Indonesia kemudian agama Hindu, setidak-tidaknya kedatangan hampir bersamaan, meskipun kita ketahui bahwa agama Hindu itu jauh lebih tua dari agama Budha.

c)             Politik dan Pemerintahan 
Dari beberapa kerajaan yang tertua di Nusantara telah menunjukkan tentang bagaimana tatanan politik dan pemerintahannya. Kekuasaan pemerintah pusat diperkuat dengan melakukan program-program yang berhubungan dengan upacara dan birokrasi. Pesta-pesta tahunan merupakan sarana pengkonsentrasian rakyat dalam jumlah banyak di ibukota. Hasil-hasil industry dan pertanian dalam kualitas dan kuantitas lebih disediakan untuk upacara. Hasil pertanian, pajak dan kerja wajib dibuutuhkan untuk penyelenggaraan ini. Di sinilah loyalitas penguasa bawahan kepada penguasa atasan, antara rakyat dengan penguasanya akan dipakai sebagai ukuran.
Yang jelas, sebelum datangnya Islam bahwa perkembangan politik dan pemerintahan dalam mengelola negara adalah bersifat sentralisasi dan monopolisasi jabatan pemerintahan di tangan sekelompok penguasa yang dikepalai seorang rajayang paling dominan. Hubungan antara raja dengan pegawai-pegawai di bawahnya berbentuk sebagai hubungan clientship yaitu ikatan antara seorang penguasa politik tertinggi dan orang yang dikuasakan untuk menjalankan sebagian dari kekuasan penguasa tertinggi.

d)            Perekonomian dan Perindustrian
Perdagangan, sebagai satu aktivitas ekonomi yang menuntut adanya keterbukaan hanyalah dilakukan oleh sedikit golongan rakyat yang harus berjalan jauh dengan pedati-pedati atau sampan mereka untuk berdagang. Perdagangan luar negeri hanyalah berpengaruh terutama pada istana dan para pedagang dan kota-kota pelabuhan. Perdagangan itu tidak untuk kepentingan massa penduduk desa, kaum bangsawan, ataupun pemuka agama daerah.
Sebagaian perdagangan interinsuler negeri Jawa terutama pada perdagangan beras. Istana sebagai pemegang pengawasan di seluruh daerah, mempunyai kekuasaan tertinggi atas transaksi perdagangan. Di kota-kota pantai kekuasaan politik dan ekonomi dipegang oleh kaum aristokrasi yang mendominasi perdagangan, baik sebagai pemegang/pemberi modal ataupun kadang-kadang sebagai pelaku perdagangan.
Dalam perspektif sejarah kalau di telaah bahwa kerajaan-kerajaan yang pernah ada itu menjadikan perdagangan sebagai basis kekuatan politik dan hubungan yang tetap dengan kebudayaan asing atau negara lain.
Sebagai contoh pada masa Kerajaan Majapahit berkuasa, para pedagang asing berdatangan ke wilayah kekuasaan Majapahit, seperti dari Champa, Thailand, Birma, Srilankka dan India. Mereka kemudian sebagian bermukim di Jawa dan bahkan ada beberapa diantaranya yang kemudian ditarik pajak.
e)             Seni dan Sastra 
Berbicara tentang seni akan ditemukan satu keragaman yang luar biasa bentuk dan jenisnya, karena seni adalah penjelmaan dari rasa indah yang terkandung di dalam hati orang yang dilahirkan dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk-bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari,drama).
Pada saat itu, bentuk-bentuk seni yang telah berkembang yaitu seni musik, seni tari, wayang, lawak, dan tari topeng. Bentuk-bentuk seni tersebut secara tak langsung sebagian besar terdokumentasikan pada pahatan-pahatan relief di candi-candi yang tersebar di berbagai tempat. Sedangkan seni yang tidak meninggalkan artefak dapat dikategorikan sebagai seni pertunjukan. Kemudian pada masa Kerajaan Medang Kamulan, rajanya Airlangga, di mana seni tari dan musik berkembang dengan baik.
Bentuk-bentuk karya seni berbahan tanah juga ada seperti wadah, dinding sumur, lantai, dinding, penyimpan uang juga ada yang berfungsi estetis murni ataupun religious seperti patung, amulet, patung binatang, miniature bangunan, mata uang. Bahan dari keramikdan porselin kebanyakan berupa alat-alat makan dan minum yang kadang-kadang difungsikan juga untuk hiasan.
D.           Kebudayaan Indonesia Setelah Datangnya Islam
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, salah satunya, yang di sebarkan oleh para pedagang Gujarat India. Sebelum Islam masuk, di Indonesia telah ada agama Budha, Hindu, serta penganut kepercayan terhadap nenek moyang dinamisme serta aninmisme.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam :
§  Saluran Perdagangan
§  Saluran Perkawinan
§  Saluran Tasawuf
§  Saluran Pendidikan
§  Saluran Kesenian
§  Saluran Politik

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :


BAB III
PENUTUPAN

A.           Kesimpulan

Islam adalah sebagai agama yang universal dan mempunyai ajaran yang masih bersifat global. Islam merupakan salah satu agama terbsar di dunia, yang pada saat ini sedang mendapat ujian yang sangat berat. Sedangkan pengertian kebudayaan menurut bahasa adalah kegiatan, dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan kesenian dan adat istiadat.
Sebagai umat Islam yang taat kita punya keyakinan bahwa Islam itu bukan kebudayaan akan tetapi orientalis barat menganggap bahwa agama Islam adalah kebudayaan, mereka beralasan bahwa agama Islamini merupakan hasil kreasi dari Muhammad bin Abdullah yang merasa jenuh terhadap keadan spiritual masyarakat mekah pada waktu itu.

B.    
DAFTAR PUSTAKA





§  Umat Islam yang datang ke Indonesia mayoritas adalah pedagang (orang sipil, bukan pejabat pemerintahan) yang tentu orientasinya adalah datang untuk sementara dan untuk mencari keuntungan untuk dibawa ke negerinya. Datang untuk sementara inilah yang menyebabkan mereka mencari hal-hal yang praktis. Kalaupun ada ulama atau sufi yang datang untuk berdakwah, mereka juga sufi yang pergi berdakwah dari satu ketempat yang lain, sehingga tidak terpikir untuk membuat sesuatu yang abadi.
§  Ketika sudah ada umat Islam pribumi, kebanyakan keturunan pedagang atau sufi pengembara yang kemudian menjadi Raja Islam di Nusantara dan mulai membangun kebudayaan Islam, datang bangsa Barat yang sejak awal kedatangannya sudah bersikap memusuhi umat Islam (sisa-sisa dendam Perang Salib), sehingga raja-raja Islam pribumi belum sempat membangun.
§  Islam yang datang ke Indonesia coraknya adalah Islam tasawuf yang lebih mementingkan olah rohani daripada masalah dunia.
§  Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan dari pada kesenian.
§  Islam datang ke Indonesia dengan jalan damai, maka terjadilah asimilasi, yaitu asal tidak melanggar aturan-aturan agama. Oleh sebab itu tidak heran, jika aspek seni budaya Islam Indonesia tidak hebat seperti di Negara Islam yang lain.



 

This post have 0 comments

Next article Next Post
Previous article Previous Post