KEWIRASWASTAAN
Kewiraswastaan
(Enterpreneurship)
adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan
menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai
suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang
dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi
dalam bentuk keuntungan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau
perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu
(wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternative penyediaan lapangan kerja,
minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut wiraswasta.
Wiraswasta
Pengertian wiraswastawan
menunujuk kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari
kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan
untuk :
- Berdiri
diatas kekuatan sendiri
- Mengambil
keputusan untuk diri sendiri
- Menetapkan
tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
- Mengambil
resiko
- Tegas
- Memperhatikan
lingkungan sosial
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang
Peranan
wiraswastawan
- Memimpin
usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
- Mencari
keuntungan bisnis
- Membawa
perusahaan ke arah kemampuan
- Memperkenalkan
hasil produksi baru
- Memperkenalkan
cara produksi yang lebih maju
- Membuka
pasar
- Merebut
sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
- Melaksanakan bentuk
organisasi perusahaan yang baru
Unsur
penting wiraswasta
Dalam wiraswasta ada beberapa unsur penting yang
satu sama lainnya saling terkait. Unsur-unsur tersbut adalah :
Mencirikan
tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan.
Pada
umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan
yang dilengkapi keterampilan tinggi akan mempunyai keberhasilan yang lebih
tinggi.
Merupakan
paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang
akan datang. Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan
untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi atau diduga yang akan
dialami.
BAB II
PERUSAHAAN KECIL DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Perusahaan
kecil
Perusahaan kecil memegang
peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa
Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka bahwa
komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan
di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya.
Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan
terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan.
Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT
ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan
kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat
berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Perkembangan franchising di Indonesia
Waralaba (franchise) sebenarnya merupakan suatu
sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, dimana untuk pertama
kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit Singer di Amerika
Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh General Motors
Industry pada tahun l898.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami
berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal
menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula
disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang
demikian pesat terutama di negeri asalnya, Amerika Serikat menyebabkan
waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha,
mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan
di Kerajaan Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui
usahanya Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an.
Format bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri
eksistensinya dan digemari oleh pengusaha-pengusaha mengingat kecilnya
risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya bagi
pengusaha-pengusaha pemula. Bahkan dibanyak negara, kegagalan usaha yang
mempergunakan format bisnis waralaba prosentasenya tidak lebih dari satu
digit.
Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis mulai
dikenal pada awal dekade 80-an, seiring masuknya waralaba asing disektor
usaha rumah makan siap saji (fast food chain restaurant) antara lain, KFC,
Pioneer Take Out, Texas Church, dan lain-lainnya. Jaringan bisnis ini
berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, bahkan menurut data di
Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis Moneter) telah
terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima waralaba (franchisee)
dari suatu waralaba asing, dan tersebar di beberapa bidang usaha, antara
lain;
1) rumah makan/restoran
2) jasa pemasaran
3) hotel
4) toko buku dan toko cindera mata
5) minimarket
6) persewaan kendaraan
7) pusat kebugaran dan perawatan tubuh
8) penata rambut, salon kecantikan, dll.
Di sisi lain, perusahaan
lokal yang telah mengembangkan usahanya dengan mempergunakan format bisnis
waralaba jumlahnya tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya
sekitar 10 persen dari jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia.
Perusahaan lokal tersebut antara lain; Es Teller 77, CFC, ILP, LIA, Lutuye
Salon, Rudy Hadisuwarno, Indomaret dan lain-lainnya.
Sebagaimana diuraikankan dimuka, Waralaba sebagai
format bisnis mulai di kenal di Indonesia pada awal tahun 1980, dibidang
Restoran Siap Saji ( Fast Food Restaurant ), seperti KFC, Pioneer Take out.
Sedangkan Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut
lisensi memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola,
obat-obatan,dsb.
Perkembangan Waralaba di Indonesia, khususnya di
bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena
para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (
franchisee ) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise
yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba
lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu
jaringan format bisnis waralaba berekspansi.
Bahkan dari data Deperindag RI, hingga tahun 1997
telah tedaftar sekitar 250 perusahaan penerima Waralaba dimana hampir 70
persennya bergerak di bidang restoran siap saji.
Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di
Indonesia, karena didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli
yang baik, disamping pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang
cenderung makan diluar rumah.
·
Berikut ini adalah definisi
dari istilah – istilah tersebut berdasarkan PP No.16 Tahun 1997, yaitu;
a) Pemberi Waralaba
Adalah badan usaha atau peorangan yang memberikan
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki
pemberi waralaba.
b) Penerima Waralaba
Adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba.
c) Penerima Waralaba Utama
Adalah penerima waralaba yang melasanakan hak
membuat perjanjian Waralaba Lanjutan yang di peroleh dari pemberi waralaba.
d) Penerima Waralaba Lanjutan
Adalah badan usaha atau perorangan yang menerima
hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi Waralaba melaui
penerima waralaba utama.
e) Perjanjian Waralaba
Adalah perjanjian secara tertulis antara Pemberi
Waralaba dengan Penerima Waralaba.
f) Perjanjian Waralaba Lanjutan
Adalah perjanjian secara tertulis antara Penerima
Waralaba Utama dengan Penerima Waralaba Lanjutan.
Ciri-ciri perusahaan kecil
Secara umum perusahaan kecil mengacu pada
ciri-ciri berikut :
- Manajemen
berdiri sendiri.
Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya
juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk
bertindak dan mengambil keputusan.
- Investasi
modal terbatas.
Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan
oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal
yang diperlukan relative kecil.
Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam
suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
- Ukuran
secara keseluruhan relative kecil (
penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
Keuntungan perusahaan
kecil
- Kebebasan
dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan
kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini
lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan
perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan
cepat.
- Penyesuaian
dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baik terutama karena
dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan
dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam
kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
Kelemahan perusahaan
kecil
Perusahaan dengan ukuran apa
saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko. Perusahaan
kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi,
persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama
berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap
karyawannya.
Mengembangkan
perusahaan kecil
Untuk mengembangkan perusahaan
diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal: profil pribadi (
dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian
pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah,
analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan rencana
opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta paket
pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang
diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan
ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk
mengembangkan perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan
kemampuan manajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk
kepemilikan perusahaan dan strategi untuk memenangkan persaingan pasar.
Kegagalan perusahaan
kecil
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam
perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan seperti
kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam
promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet,
penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan
perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang
usaha, dana lain-lain.
Perbedaan kewirausahaan dan Bisnis
kecil
Banyak guru , dosen ataupun pengusaha , berpendapat
bahwa kewirausahaan dan bisnis kecil itu berbeda , padahal sama sekali
tidak ada perbedaan nya, kenapa?? Karena antara kewirausahaan dan
bisnis kecil :
1. Mereka
sama-sama berbisnis
2. Pengukuran
potensi bisnis sama
3. Kapasitas
dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena membuat lapangan kerja
4. Unsur
permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda ketika memulai dan
dimulai
5. Jiwa
enterpreneur yang dimiliki sama
6. Ujung
pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur sejatinya, apakah
langgeng atau tidak
KESIMPULAN
Kewirausahaan
suatu semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
kewirausahaan
tidak hanya menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung
semata) tapi juga kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan
semangat, sikap atau perilaku yang tepat dan unggul untuk meningkatkan
efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan (langganan dalam arti
luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).
|
This post have 0 comments